Selamat Datang di Blognya Ashari. Blog ini isinya mengenai artikel tentang Biologi atau hal-hal yang lagi booming saat ini. Dimohon kepada para Pengunjung untuk follow blognya dan beri komentar agar blog ini bisa lebih baik lagi. Terimakasih dan Selamat Membaca

06 Juni 2012

STRUKTUR ANATOMI PADA TUMBUHAN KEMANGI

LATAR BELAKANG

Kemangi (Ocimum sp.) adalah tumbuhan yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Lamiaceae ini memiliki aroma daunnya khas serta kuat, namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Di Indonesia, tanaman kemangi banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, dan Maluku. Namun, banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat untuk dicari kandungan minyak atsirinya. Tumbuhan ini hidup secara liar dan berbau harum serta dapat tumbuh dengan baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tumbuhan Kemangi sangat sensitif terhadap iklim dingin, dapat berkembang dengan sangat baik jika mendapat sinar matahari yang melimpah dan membutuhkan iklim yang panas dan kering. Jika ditinjau dari morfologi, Kemangi merupakan tumbuhan terna yang tegak, tinggi tanaman antara 0,3–0,6 m. Sistem perakaran pada kemangi adalah akar tunggang dan warna akarnya putih kotor. Batang kemangi berkayu, segiempat, beralur, dan bercabang. Batang muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna kecoklatan. Batang kemangi memiliki bulu hijau halus. Daunnya tunggal, berwarna hijau, dan memiliki pertulangan menyirip. Letak daun berhadapan; tangkai daun berwarna hijau dan panjangnya antara 0,5–2 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur, ujungnya meruncing dan pangkalnya tumpul, serta tampak menggelombang. Pada sebelah menyebelah ibu tulang daun terdapat 3–6 tulang cabang. Tepi daun sedikit bergerigi dan terdapat bintik-bintik serupa kelenjar. Namun jika ditinjau secra anatomi, ada perbedaan jaringan yang menyusun organ tumbuhannya meliputi: akar, batang serta daun sehingga dipilih tumbuhan ini sebagai objek penelitian anatomi tumbuhan. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan studi pengamatan anatomi dengan menggunkan tumbuhan Kemangi meliputi organ akar, batang serta daun.

Klik download Hasil Penelitian Struktur Anatomi Tumbuhan Kemangi
Baca Selengkapnya>>

Teknik Pembuatan Insektarium


Salam Blogger. Sudah masuk bulan Juni ternyata. Hari ini saya mau berbagi pengalaman sekaligus ilmu tentang pembuatan Insektarium. Entah kenapa dari kemarin admin publish tentang teknik pembuatan, namun tidak ada salahnya kan berbagi mengenai salah satu media pembelajaran yang menarik termasuk ini. Sebelumnya, kita bahas dulu tentang Insektarium itu apa dan kegunaannya. Insektarium adalah salah satu kumpulan awetan kering berupa serangga yang bersayap. Serangga yang digunakan untuk teknik Insektarium dapat dikoleksi dari berbagai tempat misalnya di hutan, sungai, maupun sekitar rumah kita. Biasanya kalau ada kupu-kupu atau serangga menarik dapat ditangkap dan dibuat Insektarium lho. Jadi, bukan hanya mengabadikan dengan foto saja, dengan Insektarium kita bisa menyimpan dalam waktu berbulan-bulan dan tidk akan rusak, asalkan cara penyimpanannya benar. Selain itu, Insektarium dapat digunakan juga sebagai media pembelajaran karena bisa menunjukkan mengenai keanekaragaman serangga pada siswa. Contohnya adalah foto Insektarium yang dibuat oleh teman-teman admin waktu penelitian di TWA Gunung Baung Pasuruan. Serangganya banayak lho, makanya kami jadikan koleksi Insektarium. Biar gak jadi panjang lebar ngomongnya, saya akan kasih beberapa alat dan bahan untuk pembuatan Insektarium. Alat dan bahan yang digunakan antara lain: 



Alat:

1. Jaring;
2. Kapas;
3. Botol koleksi (botol untuk pembiusan);
4. Alat injeksi (suntik);
5. Pigura ukuran minimal 50 x 50 cm dengan dasar agak cekung (ukuran sesuai dengan jumlah serangga yang dikoleksi);
6. Kain flanel yang seukuran dengan pigura;
7. Jarum pentul 1 box kecil;
8. Lem Alteco (maaf nyebutin merk);
9. Amplop secukupnya (sesuaikan dengan jumlah serangga khusus kupu-kupu, ngengat dan capung);
10. Gunting;
11. Kuas cat air;
12. Papan perentang (terbuat dari gabus)

Bahan:
1. koleksi serangga yang di tangkap;
2. Kloroform;
3. Formalin 4%;
4. Kapur barus (atau bisa pakai silica gel).

Langkah kerja:
1. Tangkaplah serangga sebanyak-banyaknya dengan menggunakan jaring serangga. Ingat: hati-hati dengan serangga yang berbahaya (ex: Tomcat, lagi musim nih soalnya. Hehehehehe :) )
2. Matikan serangga yang telah di tangkap dengan cara memasukkan ke dalam botol koleksi yang berisi kapas dan di basahi dengan kloroform. Ingat: klorofom jangan di hirup ya, ntar bisa klepek2)
3. Serangga yang sudah mati karena proses pembiusan dimasukkan ke botol koleksi. Untuk kupu-kupu dan capung di masukkan ke dalam amplop dengan hati-hati dan sayapnya direntangkan agar terlihat lebih cantik.
4. Susun di papan perentang dan tusuk pada masing-masing siku kaki serangga dengan jarum pentul agar terlihat cantik, untuk kupu-kupu dan capung langsung di lem pada papan perentang dengan posisi sayap sudah terentang dan hati-hati agar sayap tidak rusak.
5.  Suntiklah badan bagian serangga dengan formalin 4% dan sapula dengan kuas bagian tubuh luar dengan formalin 4%.
6. Di tunggu sampai mengering dan lepas jarum pentul yang ditancap pada siku kaki serangga tadi. Kemudian secara hati-hati serangga di lem pada papan perentang yang telah dilapisi dengan kain flanel. Ingat: pengeleman serangga ini ada baiknya dikelompokkan sesuai dengan Ordo masing-masing. Misal: berbagai jenis kupu-kupu dan ngengat yang ditangkap termasuk kelompok Lepidoptera, berbagai jenis belalang yang di tangkap termasuk ordo Orthoptera. Tergantung jenis serangga yang ditangkap aja dan ingin menunjukkan keanekaragaman serangga apa);
7. Setelah disusun semua, letakkan pada pigura yang dasarnya agak cekung dan beri kapur barus atau silica gel secukupnya agar awet dan tidak berjamur.
8. Jika sudah, jadinya seperti punya admin di atas.

Pembuatan ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran tingkat tinggi. Jadi, ngajak teman yang banyak ya. Kan sambil berbagi ilmu juga. Silahkan diterapkan sobat .
Baca Selengkapnya>>